Duka Pedagang Kalibata: Bisnis Hangus, Pinjaman Bank Menumpuk Usai Ricuh Berdarah

Prediksi HK — Suasana mencekam masih menyelimuti kawasan kuliner Kalibata, Jakarta Selatan. Aksi pengeroyokan yang berujung tewasnya dua penagih utang atau mata elang (matel) pada Kamis malam lalu, tak hanya merenggut nyawa tetapi juga menghancurkan harapan dan penghidupan sejumlah pedagang di lokasi tersebut.

Amarah massa yang meluap berubah menjadi kerusuhan dan pembakaran, menyisakan kerugian materi yang mencapai ratusan juta rupiah serta trauma mendalam bagi para pelaku usaha.

Lari Menyelamatkan Diri, Naik Pagar Berduri

Andi, seorang pedagang yang telah 20 tahun berjualan di Kalibata, menceritakan momen ketakutan yang ia dan tiga rekannya alami. Saat massa mulai membakar kios-kios, satu-satunya pilihan adalah melarikan diri secepat mungkin.

“Kami panik, mencari jalan agar tidak ikut terbakar. Akhirnya terpaksa memanjat pagar berduri dan bersembunyi di dalam area kompleks Kantor Kementerian Dalam Negeri,” kisah Andi pada Jumat siang. Tangan dan kakinya terluka akibat pagar tersebut, namun baginya, yang penting adalah nyawa mereka selamat.

Mereka bertahan di dalam gedung hingga situasi benar-benar kondusif. Kembali ke lokasi, yang mereka temui adalah kehancuran. “Mesin chillerfreezer, sampai brankas, semua hancur. Kami belum bisa menghitung total kerugiannya,” ujarnya dengan nada pasrah.

Usaha Bertahun-tahun Hangus dalam Sekejap

Korban lain, Henny Maria, pemilik usaha steak yang berjualan sejak 2022, merasakan pukulan yang lebih berat. Baru pada September lalu ia merenovasi dua tenda dan satu kiosnya dengan penuh harap.

“Yang sangat kami sesalkan, kami menjadi korban dari tindakan segelintir oknum yang melakukan kerusuhan tidak pada tempatnya,” ucap Henny dengan suara lirih.

Kerugiannya bukan sekadar barang yang hancur. Untuk membangun bisnisnya, Henny mengaku mengajukan pinjaman bank senilai hampir Rp97 juta. Jumlah itu belum termasuk biaya barang dagangan, listrik, dan perlengkapan lain.

“Untuk membangun ulang semuanya, butuh dana ratusan juta rupiah. Ditambah beban sewa tempat yang tidak murah di Jakarta, kami benar-benar bingung harus mulai lagi dari mana,” keluhnya. Masa depan bisnisnya kini menjadi tanda tanya besar.

Akar Masalah: Utang Sepeda Motor yang Berujung Maut

Menurut penyelidikan kepolisian, insiden berdarah ini berawal dari utang sepeda motor yang tidak dibayar. Pemilik kendaraan yang tidak kunjung menerima pelunasan akhirnya mengerahkan dua orang koleganya, berinisial MET dan NAT, untuk menagih.

Namun, upaya penagihan itu berakhir tragis. Kedua mata elang tersebut justru dikeroyok massa hingga tewas. Emosi yang sudah memanas kemudian meluas menjadi aksi pembakaran dan perusakan yang merugikan banyak pedagang tak bersalah.

Saat ini, polisi telah memeriksa enam saksi untuk mengungkap tuntas kasus ini. Sementara bagi para pedagang seperti Andi dan Henny, proses memulihkan kehidupan dan usaha mereka akan menjadi perjalanan panjang yang penuh tantangan. Peristiwa ini menjadi pengingat kelam tentang betapa rapuhnya keberlangsungan usaha mikro ketika berada di tengah pusaran konflik yang tak mereka inginkan.