24 Korban Banjir Bandang Sumbar Akhirnya Beristirahat: Pemakaman Tanpa Nama Usai 13 Hari

Prediksi SDY — Setelah menunggu selama 13 hari, 24 jenazah korban banjir bandang di Sumatra Barat akhirnya dimakamkan pada Rabu (10/12/2025). Mereka beristirahat tanpa nama, karena hingga saat pemakaman, identitas mereka belum dapat dipastikan oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sumbar.

Prosesi pemakaman diawali dari Rumah Sakit Bhayangkara Padang. Jenazah yang telah dikafani dan dimasukkan ke dalam peti kemudian diangkut menggunakan ambulans menuju Masjid Raya Sumatera Barat untuk disalatkan. Perjalanan terakhir mereka berakhir di areal pemakaman yang telah disiapkan di Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Kota Padang.

“Hari ini kita laksanakan pemakaman terhadap puluhan jenazah korban yang belum teridentifikasi. Dari persiapan, disalatkan, hingga dikuburkan,” ujar Irwasda Polda Sumbar, Kombes Pol Guritno Wibowo, kepada media. Ia menjelaskan bahwa dari 24 jenazah tersebut, 20 di antaranya dalam kondisi utuh, sedangkan 4 lainnya merupakan potongan badan.

Alasan Pemakaman dan Harapan Melalui DNA

Keputusan untuk memakamkan jenazah diambil karena jenazah telah disimpan selama hampir dua minggu. Meski begitu, proses hukum dan identifikasi tidak berhenti.
“Alasannya karena sudah cukup lama dan memang sudah harus dimakamkan. Kami telah melakukan pengambilan sampel DNA. Jadi, jika nanti ada keluarga yang mencari, proses identifikasi dapat dilanjutkan melalui tes DNA tersebut,” jelas Guritno.

Sebagai tanda, setiap nisan telah diberi kode khusus untuk memudahkan proses klaim di masa depan jika ada keluarga yang datang.

Mayoritas Korban dari Agam, dan Tantangan Identifikasi

Data dari Polda Sumbar menunjukkan mayoritas jenazah yang belum dikenali berasal dari Kabupaten Agam. “Rata-rata dari Agam sekitar 17 jenazah, dari Padang Pariaman 6 jenazah, dan 1 dari Kota Padang Panjang,” papar Guritno.

Sementara itu, Kepala RS Bhayangkara Padang, Kompol Harry Andromeda, mengungkapkan bahwa masih ada enam jenazah lain yang masih dalam proses identifikasi. Ia juga membeberkan kesulitan yang dihadapi tim DVI.

“Kesulitannya antara lain karena banyak korban anak-anak yang belum memiliki identitas jelas, serta kondisi jenazah yang lama terendam air menyebabkan pembusukan lebih cepat dan sulit dikenali secara visual,” tutur Harry.

Proses DNA Masih Berlanjut

Hingga saat pemakaman, tim DVI telah menerima 21 sampel DNA dari ke-24 jenazah tersebut, meski sampel-sampel itu masih dalam proses analisis di Jakarta. Pihak kepolisian menyatakan telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan menyebarkan informasi melalui berbagai saluran untuk menjangkau keluarga korban.

“Sudah ada keluarga yang datang dan sampel DNA mereka diambil. Dengan pertimbangan itulah, pemakaman ini sudah dapat dikatakan layak untuk dilaksanakan,” pungkas Harry Andromeda.

Pemakaman massal ini menjadi penanda duka yang mendalam sekaligus pengingat akan dahsyatnya bencana yang melanda. Proses identifikasi melalui DNA akan terus menjadi harapan terakhir untuk mempertemukan setiap korban dengan nama dan keluarganya.